Kenyamanan Berdzikir di Rumah Panggung
Menyepi di rumah panggung dengan membaca baris demi baris kalimat dalam Al Qur'an dengan suara lepas tanpa khawatir membuat keributan, tentu dapat memberikan rasa nyaman, Ini bisa dilakukan di sebuah bangunan berupa rumah panggung kecil yang dibuat khusus untuk melakukan aktivitas spiritual. Terpisah dari bangunan utama rumah, berada di antara daun-daun pepohonan besar yang ada di halaman, suasana spiritual akan menjadi lebih kental.
Shalat 5 waktu bisa dilakukan di dalam ruang. Sementara zikir, membaca AI Qur'an, atau sekadar membaca buku-buku pengetahuan religi, bisa dilakukan di bagian teras. Duduk di pinggir tangga dengan hembusan semilir angin dan suara gesekan daun, dapat menimbulkan perasaan menyatu dengan alam.
bangunan panggung tempat shalat ini mei upakan bagian dari rumah joglo yang menjadi induknya. Gaya rastik diterapkan pada seluruh bangunan, ditandai dengan penggunaan kayu yang dibiarkan mentah dan tampil dalam wajah
Model paviliun joglo, ruang shalat ini tampil unik dan menarik. Kayu-kayu pada lantai, dinding, dan atapnya dibiarkan tampil dengan tekstur aslinya. Tanpa polesan atau finishing macam-macam. Hasilnya, berada di dalam ruangan bagaikan mendapatkan pengalaman yang berbeda dan tidak biasa.
Tampilan interior sebagaimana disebut di atas dikenal dengan istilah rastik. Efeknya pada kita adalah hadirnya suasana primitif, kembali ke masa lampau, terlebih ditunjang dengan kondisi lingkungan yang banyak ditumbuhi pepohonan dan semak-semak. Ibadah di tempat seperti ini bertujuan untuk mengasingkan diri dari suasana keramaian kota. Sebab, kesunyian yang terasa sungguh senyap bagai berada di hutan belantara.
Shalat 5 waktu bisa dilakukan di dalam ruang. Sementara zikir, membaca AI Qur'an, atau sekadar membaca buku-buku pengetahuan religi, bisa dilakukan di bagian teras. Duduk di pinggir tangga dengan hembusan semilir angin dan suara gesekan daun, dapat menimbulkan perasaan menyatu dengan alam.
bangunan panggung tempat shalat ini mei upakan bagian dari rumah joglo yang menjadi induknya. Gaya rastik diterapkan pada seluruh bangunan, ditandai dengan penggunaan kayu yang dibiarkan mentah dan tampil dalam wajah
Model paviliun joglo, ruang shalat ini tampil unik dan menarik. Kayu-kayu pada lantai, dinding, dan atapnya dibiarkan tampil dengan tekstur aslinya. Tanpa polesan atau finishing macam-macam. Hasilnya, berada di dalam ruangan bagaikan mendapatkan pengalaman yang berbeda dan tidak biasa.
Tampilan interior sebagaimana disebut di atas dikenal dengan istilah rastik. Efeknya pada kita adalah hadirnya suasana primitif, kembali ke masa lampau, terlebih ditunjang dengan kondisi lingkungan yang banyak ditumbuhi pepohonan dan semak-semak. Ibadah di tempat seperti ini bertujuan untuk mengasingkan diri dari suasana keramaian kota. Sebab, kesunyian yang terasa sungguh senyap bagai berada di hutan belantara.
Bukaan ruang tidak dilengkapi dengan pintu, melainkan tirai dari kulit kerang yang dibiarkan menggantung bebas pada kusen. Bila terkena angin, tirai akan bergerak dan memantul-mantulkan cahaya yang mengenainya.
Agar tak terlihat kusam permukaan lantai, dinding, dan langit-langit yang tanpa dipoles maupun minim warna dapat berpotensi untuk menjadi kusam. Padahal interior rastik cenderung tampil seperti itu. Agar bisa tampil menarik, beri sentuhan warna terang yang kontras atau tambahkan tekstur tertentu sebagai aksen ruang. Tidak perlu banyak-banyak warna, sebab sedikit saja pasti sudah cukup berarti.Demikian artikel pada segmen "Kenyamanan Berdizikir di Rumah Panggung" ini. Semoga bermanfaat.
0 Response to "Kenyamanan Berdzikir di Rumah Panggung"
Posting Komentar